vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Tips Backpacker Hemat Absurd Tidur di Kursi Taman Kota

Wisataaja.info - Menjadi backpacker berarti siap menghadapi segala kemungkinan—termasuk situasi absurd seperti tidur di kursi taman kota. Meski kedengarannya ekstrem, beberapa backpacker nekat mencoba cara ini demi menekan biaya akomodasi hingga nyaris nol rupiah. Bagi yang punya nyali besar dan dompet super tipis, tidur di kursi taman bisa menjadi “pengalaman hidup” yang tidak terlupakan. Namun, tentu ada beberapa tips yang perlu dipahami agar petualangan hemat ini tetap aman, nyaman, dan tidak berubah jadi bencana dadakan.

Berikut beberapa tips absurd namun realistis yang bisa kamu pertimbangkan.


1. Pilih Taman Kota yang Ramai tapi Tidak Terlalu Ramai

Kunci pertama dari tidur di kursi taman adalah memilih lokasi yang “pas.” Jangan memilih taman yang terlalu sepi karena berisiko rawan kriminalitas, tapi juga jangan yang terlalu ramai hingga kamu tidak bisa memejamkan mata sedikit pun. Idealnya, pilih taman kota yang memiliki penerangan cukup, ada penjaga malam, dan sering digunakan masyarakat sekitar untuk jogging pagi atau bersantai sore. Dengan begitu, kamu tidak terlihat mencurigakan, dan keamanan lebih terjaga.

Jika memungkinkan, lakukan survei singkat di siang hari. Perhatikan apakah taman tersebut memiliki CCTV, pos keamanan, atau setidaknya ada pedagang kaki lima yang biasa mangkal malam hari. Keberadaan orang-orang ini bisa menjadi “tameng sosial” yang membuatmu tampak seperti bagian dari lingkungan, bukan pengunjung misterius yang sedang mencoba bermalam gratis.


2. Gunakan Teknik “Setengah Tidur Setengah Siaga”

Tidur di kursi taman bukanlah tidur nyenyak seperti di kasur empuk hostel. Ini lebih mirip “mode siaga” layaknya burung laut yang hanya menutup satu mata. Cobalah tidur dengan posisi duduk setengah rebah, sehingga kamu bisa segera terbangun jika ada gerakan mencurigakan. Jangan pakai penutup mata atau headset yang membuatmu kehilangan kewaspadaan.

Beberapa backpacker membawa jam tangan dengan alarm getar untuk membangunkan diri setiap 45 menit, lalu berganti posisi duduk agar tubuh tidak kaku. Tidur ringan semacam ini memang tidak memuaskan, tapi cukup untuk memulihkan tenaga tanpa membuatmu terlalu rentan.


3. Kamuflase Diri Seperti Warga Lokal

Agar tidak tampak seperti orang asing yang menggelandang, cobalah menyamar seolah-olah kamu hanya sedang istirahat sejenak. Kenakan pakaian kasual yang tidak terlalu mencolok, hindari ransel besar di punggung, dan letakkan tas di pangkuan atau jadikan bantal. Beberapa orang bahkan membawa koran atau buku untuk pura-pura sedang membaca sampai tertidur.

Kuncinya adalah tampil seperti seseorang yang sekadar menunggu kereta pagi, bukan seseorang yang sedang “menginap gratis” di ruang terbuka. Semakin kamu tampak biasa, semakin kecil kemungkinan kamu diusir satpam atau dibangunkan pengunjung lain.


4. Simpan Barang Berharga di Dalam Pakaian

Tidur di ruang terbuka selalu membawa risiko kehilangan barang. Karena itu, simpan barang-barang penting seperti paspor, dompet, dan ponsel di dalam jaket atau sabuk khusus anti maling (money belt). Hindari meletakkan tas di bawah kursi atau di samping tanpa pengawasan langsung.

Jika kamu membawa ransel besar, gunakan gembok kecil pada resletingnya. Beberapa backpacker kreatif bahkan mengikat tas ke lengan atau pinggang dengan tali elastis, sehingga mereka bisa langsung terbangun jika ada yang mencoba menarik tas tersebut.


5. Manfaatkan Fasilitas Publik di Sekitar Taman

Tidur di taman tidak berarti kamu harus sepenuhnya hidup seperti manusia gua. Banyak taman kota dikelilingi fasilitas publik seperti toilet 24 jam, minimarket, atau mesin penjual makanan ringan. Gunakan toilet umum untuk cuci muka dan sikat gigi pagi, lalu beli minuman hangat agar tubuh kembali segar setelah semalam melawan udara dingin.

Beberapa taman juga punya bangku dengan atap kecil atau gazebo yang bisa melindungimu dari embun malam. Carilah tempat seperti ini agar kamu tidak basah kuyup saat hujan tiba-tiba turun tengah malam.


6. Jangan Lakukan Ini Terlalu Sering

Tidur di kursi taman memang bisa menjadi pengalaman unik yang menghemat pengeluaran, tetapi tidak disarankan dilakukan berulang-ulang. Tubuh bisa kelelahan, kekebalan menurun, dan risiko sakit meningkat. Jadikan cara ini sebagai opsi darurat ketika tidak ada pilihan lain, bukan strategi utama setiap malam.

Idealnya, kombinasikan dengan malam-malam normal di hostel murah atau penginapan kapsul. Dengan begitu, kamu tetap mendapatkan pengalaman absurd tanpa mengorbankan kesehatan.

Penutup: Petualangan Absurd yang Penuh Cerita

Tidur di kursi taman kota adalah salah satu cara paling absurd untuk menghemat biaya akomodasi saat backpacking, tapi juga salah satu yang paling penuh cerita. Ini bukan tentang kenyamanan, melainkan tentang keberanian, kreativitas, dan kemampuan bertahan di situasi ekstrem.

Selama dilakukan dengan perencanaan matang, kewaspadaan tinggi, dan sesekali saja, pengalaman ini bisa menjadi kisah lucu yang kelak kamu ceritakan pada teman-teman—bagaimana kamu menaklukkan malam di kursi taman demi menjaga dompet tetap aman.