Ya, mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. Siapa yang
mau mencuci pakaian di wastafel yang biasanya dipakai untuk cuci tangan atau
gosok gigi? Tapi bagi backpacker kreatif, ini adalah solusi praktis dan hemat
biaya. Trik ini sudah banyak dipakai oleh traveler hemat di Asia Tenggara,
Eropa Timur, bahkan Amerika Latin. Kuncinya adalah memanfaatkan fasilitas yang
ada dengan cara yang bersih, efisien, dan tentu saja tidak meninggalkan jejak
kotor di kamar hotel.
Langkah pertama adalah memisahkan pakaian. Pilih pakaian
yang berbahan ringan dan cepat kering, seperti kaos, celana pendek, atau
pakaian dalam. Hindari mencuci pakaian berbahan tebal seperti jeans atau jaket
karena akan sulit kering di kamar hotel yang kecil. Setelah itu, isi wastafel
dengan air hangat. Air hangat akan membantu melarutkan kotoran lebih cepat
dibanding air dingin. Tambahkan sedikit sabun mandi atau sabun cuci piring jika
tidak ada deterjen khusus, karena banyak backpacker memang membawa sabun
serbaguna yang bisa dipakai untuk cuci baju.
Setelah baju direndam, gunakan teknik “peras tangan” yang
efisien. Tekan perlahan-lahan pakaian agar sabun meresap dan kotoran terangkat.
Jangan digosok terlalu keras karena bisa merusak serat kain. Trik absurdnya
adalah menggunakan sendok atau sikat gigi bekas untuk membersihkan noda
membandel—metode ini sering menjadi “senjata rahasia” traveler hemat. Setelah
itu, bilas pakaian dengan air bersih hingga sabun hilang.
Langkah berikutnya adalah mengeringkan pakaian. Di kamar
hotel murah biasanya tidak tersedia pengering, jadi solusinya adalah
menggantung baju di gantungan pakaian atau tali jemuran portabel. Jika tidak
ada gantungan, bisa juga dijepitkan di shower rod atau pintu kamar mandi. Trik
absurd lain adalah memanfaatkan hair dryer hotel untuk mempercepat proses
pengeringan, terutama untuk pakaian kecil seperti kaos dan pakaian dalam.
Jangan lupa untuk menaruh handuk di bawah baju agar air tidak menetes ke lantai.
Selain menghemat uang, trik ini juga memiliki keuntungan
tambahan. Pertama, kamu bisa mencuci pakaian kapan saja tanpa harus menunggu
jasa laundry. Kedua, pakaian bisa tetap segar dan wangi karena dicuci sendiri
dengan perhatian ekstra. Ketiga, backpacker hemat jadi lebih fleksibel dalam
perjalanan, karena tidak tergantung pada layanan hotel atau laundry kota.
Bahkan beberapa traveler mengaku bahwa mencuci baju sendiri di wastafel hotel
memberi kepuasan tersendiri—merasa lebih mandiri dan kreatif dalam menghadapi
tantangan perjalanan.
Namun, tentu saja ada etika yang harus dijaga. Pastikan
wastafel tetap bersih setelah digunakan, jangan tinggalkan noda sabun, dan
jangan mengganggu tamu lain. Pilih waktu mencuci ketika hotel tidak terlalu
ramai agar tidak menimbulkan gangguan. Intinya, trik absurd ini efektif, tapi
tetap harus dijalankan dengan sopan dan bersih.
Kesimpulannya, cuci baju di wastafel hotel murah memang
terdengar aneh, tapi bagi backpacker hemat, ini adalah strategi cerdas untuk
menghemat pengeluaran. Dengan bahan yang tepat, teknik peras tangan yang
efisien, dan kreativitas dalam pengeringan, baju tetap bersih dan siap dipakai
kembali. Jadi, siapa bilang hemat itu harus membosankan? Dengan trik absurd
ini, perjalanan bisa tetap seru, praktis, dan tentunya ramah di kantong.