vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Itinerary Absurd Backpacker Hemat Keliling Mall Sebagai Tempat Wisata

Wisataaja.info - Siapa bilang wisata harus selalu ke pantai, gunung, atau tempat eksotis yang menguras isi dompet? Di tengah mahalnya tiket pesawat dan harga hotel yang makin naik, muncul satu tren absurd yang justru menarik untuk dicoba: backpacking hemat keliling mall sebagai tempat wisata. Kedengarannya aneh? Memang. Tapi justru di situlah letak serunya. Berikut ini adalah itinerary absurd yang bisa kamu ikuti jika ingin menjajal pengalaman baru ini.

Hari Pertama: Eksplorasi Mall Sebagai “Museum Modern”

Mulailah perjalananmu dari mall terbesar di kota tujuan. Anggap mall ini seperti museum modern yang gratis. Nikmati arsitektur megahnya, eskalator yang berkilau, dan pendingin udara yang sejuk seperti salju Norwegia. Jangan buru-buru belanja — ingat, kamu adalah backpacker hemat.

  • 09.00 – 11.00: Jalan santai dari lantai bawah hingga rooftop parkir. Dokumentasikan eskalator dan lampu gantung seperti sedang hunting foto arsitektur.
  • 11.00 – 12.00: Duduk di kursi umum sambil menikmati Wi-Fi gratis. Sempurnakan gaya digital nomad-mu di food court tanpa membeli makanan.
  • 12.00 – 13.00: Cari sampel makanan gratis di stand promosi. Biasanya ada tester minuman baru atau potongan kecil roti premium — cukup untuk mengganjal perut.

Kuncinya adalah mengubah sudut pandang: mall bukan lagi tempat belanja, tapi galeri budaya urban yang penuh simbol gaya hidup modern. Bonusnya, semua bisa dinikmati cuma-cuma.

Hari Kedua: Safari Mall Berantai

Konsep hari kedua adalah “safari”, yaitu mengunjungi sebanyak mungkin mall dalam sehari. Fokusnya adalah mobilitas cepat dan efisiensi ongkos transportasi.

  • 08.00 – 10.00: Mulai dari mall yang terhubung stasiun KRL atau MRT agar mudah pindah-pindah.
  • 10.00 – 13.00: Naik transportasi umum dari satu mall ke mall lain. Setiap kunjungan hanya 45 menit. Buat checklist: foto di depan logo mall, cek toilet, dan cari colokan tersembunyi.
  • 13.00 – 14.00: Isi ulang botol minum di wastafel toilet (pastikan bersih), lalu makan bekal sendiri di area outdoor.
  • 14.00 – 18.00: Ulangi sampai 4–5 mall. Rasanya seperti maraton, tapi versi ber-AC.

Dengan cara ini, kamu bisa merasakan perbedaan suasana tiap mall — ada yang mewah seperti hotel, ada yang penuh anak muda, ada yang sepi seperti kota hantu. Setiap tempat punya karakter unik yang layak “diabadikan”.

Hari Ketiga: Wisata Hiburan Gratis

Hari ketiga dikhususkan untuk menikmati hiburan gratis di dalam mall. Banyak yang tidak tahu, mall sering menjadi tempat event publik tanpa tiket masuk.

  • 10.00 – 11.00: Cek area atrium, biasanya ada pameran, pertunjukan tari, atau musik live. Tonton seolah itu festival dunia.
  • 11.00 – 12.00: Masuk ke toko gadget atau elektronik dan berpura-pura jadi pembeli. Coba headset mahal, kamera digital, atau kursi pijat otomatis.
  • 13.00 – 15.00: Kunjungi toko buku, baca gratis di pojok yang tenang. Catat judul buku favorit untuk dibaca online nanti.
  • 15.00 – 16.00: Kunjungi supermarket, cicipi tester makanan. Siapa tahu dapat sosis mini atau potongan keju impor tanpa bayar.

Hari ini kamu bisa menikmati hiburan layaknya turis premium — tapi dengan modal nyaris nol. Triknya cuma satu: bersikap percaya diri seolah kamu memang pengunjung potensial.

Hari Keempat: Malam di Mall, Bukan di Hotel

Untuk benar-benar merasakan gaya backpacker absurd, coba habiskan malam di sekitar mall tanpa menginap di hotel.

  • 18.00 – 19.00: Nongkrong di area food court hingga tutup. Biasanya mereka baru menyapu semua pengunjung setelah mall benar-benar sepi.
  • 19.00 – 21.00: Duduk di bangku luar mall sambil menulis jurnal perjalanan atau mengedit foto.
  • 21.00 – 06.00: Tidur di stasiun kereta atau halte 24 jam yang dekat mall. Memang tidak nyaman, tapi inilah ujian sejati backpacker super hemat.

Alternatif lain: gunakan coworking space 24 jam (kalau ada promo gratis 1 malam) agar kamu tetap aman sekaligus bisa numpang Wi-Fi.

Penutup: Filosofi Backpacking Versi Mall

Itinerary absurd ini bukan hanya tentang menghemat uang, tapi juga melatih imajinasi dan apresiasi terhadap hal-hal kecil. Mall yang biasanya dianggap tempat konsumtif, bisa berubah menjadi destinasi wisata penuh cerita jika dilihat dari sudut pandang backpacker.

Di akhir perjalanan, kamu mungkin tidak membawa oleh-oleh fisik, tapi kamu akan pulang dengan cerita lucu, foto estetik, dan kemampuan bertahan hidup di lingkungan urban yang serba mahal.

Backpacking keliling mall mungkin terdengar gila, tapi bukankah setiap petualangan besar selalu dimulai dari ide yang dianggap aneh?