1. Rencanakan dengan Fleksibel, Bukan Kaku
Banyak orang mengira perencanaan yang detail akan lebih
aman. Padahal, bagi backpacker, rencana yang terlalu kaku justru bisa membuat
biaya membengkak. Misalnya, memaksakan menginap di hotel yang sudah dipesan
padahal ternyata ada penginapan murah yang lebih dekat dengan destinasi.
Kuncinya adalah buat garis besar saja: kota yang akan dituju, perkiraan
transportasi, serta bujet harian. Biarkan sisanya mengalir sambil tetap waspada
dengan pengeluaran.
2. Pilih Transportasi Lokal
Salah satu pos pengeluaran terbesar dalam backpacking adalah
transportasi. Jika ingin benar-benar hemat, hindari terlalu sering menggunakan
taksi atau transportasi online. Lebih baik belajar membaca peta transportasi
lokal seperti bus, kereta komuter, atau angkutan umum yang sering dipakai warga
setempat. Selain jauh lebih murah, pengalaman ini juga menambah warna
perjalanan karena bisa berbaur dengan masyarakat lokal.
3. Makan Seperti Warga Setempat
Menghabiskan uang untuk restoran turis bisa membuat kantong
cepat menjerit. Strategi backpacker hemat yang terbukti ampuh adalah makan di
warung lokal atau street food. Selain harganya ramah, makanan kaki lima sering
kali justru menawarkan rasa autentik yang lebih menggambarkan budaya kuliner
setempat. Jangan lupa, jika menginap di hostel dengan dapur bersama, manfaatkan
fasilitas itu untuk memasak sederhana, misalnya mie instan, sup, atau nasi
goreng praktis.
4. Gunakan Aplikasi Diskon dan Peta Offline
Teknologi bisa jadi penyelamat backpacker hemat. Ada banyak
aplikasi yang menawarkan promo transportasi, penginapan, hingga tiket masuk
tempat wisata. Selain itu, unduh juga peta offline agar tidak perlu
mengandalkan kuota internet atau membeli paket data berulang kali. Menggunakan
WiFi gratis di hostel, bandara, atau kafe juga bisa menghemat cukup banyak
uang.
5. Bawa Botol Minum Sendiri
Kedengarannya sepele, tapi membeli air mineral berulang kali
bisa menguras dompet tanpa disadari. Membawa botol minum sendiri dan mengisinya
di hostel, stasiun, atau tempat umum dengan fasilitas air minum gratis bisa
menghemat biaya kecil yang jika dikumpulkan jumlahnya besar. Selain itu,
langkah ini juga ramah lingkungan.
6. Hindari Belanja oleh-oleh Berlebihan
Godaan membeli suvenir di setiap tempat wisata memang besar.
Tapi ingat, tujuan backpacking bukanlah memenuhi koper dengan barang-barang,
melainkan pengalaman. Jika ingin membawa oleh-oleh, pilih barang kecil, ringan,
dan benar-benar bermakna. Belanja berlebihan tidak hanya menghabiskan uang,
tetapi juga merepotkan karena menambah beban bawaan.
7. Simpan Dana Darurat
Strategi yang paling penting agar tidak kehabisan uang di
akhir trip adalah memisahkan dana darurat sejak awal. Gunakan amplop khusus,
rekening berbeda, atau dompet digital terpisah. Dana ini tidak boleh disentuh
kecuali dalam kondisi benar-benar terdesak, misalnya kehilangan dompet, tiket
pulang mendadak naik harga, atau keadaan darurat medis ringan.
8. Berteman dengan Sesama Backpacker
Selain menyenangkan, berkenalan dengan backpacker lain bisa
membuka peluang untuk berbagi biaya. Misalnya, patungan menyewa motor, berbagi
kamar hostel, atau bahkan masak bersama. Komunitas backpacker biasanya sangat
ramah dan suka berbagi tips hemat yang tidak ditemukan di panduan wisata biasa.
Penutup
Backpacking bukan sekadar jalan-jalan murah, tapi juga seni
mengatur strategi agar perjalanan tetap nyaman tanpa membuat dompet kosong.
Dengan perencanaan fleksibel, transportasi lokal, makan sederhana, dan disiplin
mengatur dana darurat, perjalanan bisa selesai dengan senyuman—bukan keluhan
karena uang habis. Jadi, sebelum berangkat, ingatlah bahwa strategi backpacker
hemat bukan hanya soal mengirit, tetapi juga cara menikmati perjalanan dengan
cerdas.