Dalam artikel ini, kita akan membongkar beberapa strategi backpacker hemat absurd yang bisa bikin kamu pulang traveling bukan cuma membawa cerita, tapi juga tambahan tabungan!
1. Menjadi Relawan Dadakan di Tujuan Wisata
Salah satu trik hemat paling tidak biasa adalah menjadi
relawan dadakan di tempat tujuan. Banyak hostel, homestay, hingga perkebunan
organik di berbagai negara yang mencari tenaga sukarela sebagai tukang
bersih-bersih, tukang masak, atau pemandu tamu.
Sebagai imbalannya, kamu akan mendapatkan tempat tinggal dan
makanan gratis. Beberapa tempat bahkan memberikan uang saku kecil. Jadi, kamu
bukan hanya menghemat pengeluaran, tapi juga berpotensi menambah pemasukan.
Bonus tambahannya: pengalaman lokal yang autentik dan jaringan pertemanan
internasional yang tak ternilai.
Tips SEO: Cari platform seperti Workaway,
Worldpackers, atau HelpX sebelum berangkat.
2. Menjual Keterampilan Kreatif ke Sesama Traveler
Backpacker kreatif sering membawa pulang uang karena mereka
tahu cara mengubah bakat jadi pemasukan. Contohnya, menggambar karikatur,
membuat gelang dari benang warna-warni, menulis puisi dadakan, atau bahkan
bermain musik di jalanan.
Setiap interaksi dengan turis lain adalah peluang. Dengan
harga sukarela, hasilnya bisa cukup untuk menutup biaya makan harian—bahkan
lebih. Strategi ini memang absurd karena terlihat seperti “kerja sambil
liburan,” tetapi justru itulah seni backpacking sejati: menyatu dengan suasana
tanpa menguras kantong.
3. Mengumpulkan dan Menjual Barang Bekas Wisatawan Lain
Ini strategi absurd yang jarang terpikirkan: berburu barang
bekas dari traveler yang pulang lebih dulu. Banyak wisatawan meninggalkan
perlengkapan mereka di hostel, seperti sleeping bag, jaket gunung, atau
powerbank yang masih bagus.
Barang-barang ini bisa kamu bersihkan, foto dengan bagus,
lalu jual secara online atau ke sesama traveler baru. Dalam beberapa kasus,
keuntungan kecil dari “barang sisa” ini cukup untuk menutup ongkos transportasi
pulang.
Catatan penting: Lakukan dengan izin pemilik hostel
atau pengelola tempat menginap agar tidak dianggap mencuri.
4. Menjadi “Tour Guide Gaib” untuk Wisatawan Baru
Kalau kamu cepat akrab dan punya kemampuan komunikasi yang
baik, jadilah pemandu tidak resmi bagi wisatawan baru yang belum tahu lokasi
murah dan menarik.
Misalnya, tawarkan tur jalan kaki ke tempat makan lokal yang
murah atau objek wisata gratis. Beberapa wisatawan bersedia memberi “tip” atau
traktiran atas jasa kamu. Ini absurd karena kamu tidak bekerja secara formal,
tetapi hasilnya nyata.
Selain menambah pemasukan, kamu juga memperdalam pengetahuan
lokal dan memperluas jejaring internasionalmu.
5. Memanfaatkan Lomba-Lomba Iseng di Destinasi Wisata
Banyak destinasi wisata menyelenggarakan lomba kecil seperti
kompetisi makan, lomba foto, hingga kuis jalanan untuk menarik turis. Hadiah
utamanya bisa berupa uang, kupon makan, atau tiket gratis masuk tempat wisata.
Backpacker cerdas yang punya mental “kenapa tidak mencoba?”
sering membawa pulang hadiah-hadiah ini. Mungkin nominalnya tidak besar, tapi
lumayan untuk menambah saldo harian tanpa modal.
Strategi ini memang terdengar iseng dan absurd, namun siapa
sangka kegiatan hiburan bisa menjadi sumber pemasukan dadakan.
6. Menjual Cerita Perjalanan ke Blog atau Media
Strategi terakhir ini memanfaatkan satu hal yang pasti
dimiliki semua traveler: cerita. Banyak blog, media online, dan platform
perjalanan yang membayar penulis lepas untuk cerita unik perjalanan, review
tempat, atau tips hemat.
Begitu selesai traveling, luangkan waktu beberapa jam
menulis kisahmu dan kirimkan ke media. Beberapa platform membayar cukup besar
untuk cerita yang menarik. Dengan cara ini, kamu bukan hanya pulang membawa
pengalaman, tapi juga honorarium.
Penutup: Traveling Hemat Bukan Sekadar Pelit, Tapi
Kreatif
Strategi backpacker hemat absurd memang membutuhkan mental
kuat, fleksibilitas tinggi, dan kemampuan membaca peluang. Namun hasilnya
nyata: kamu bisa pulang bukan hanya selamat dan bahagia, tapi juga dengan
dompet yang lebih tebal.
Alih-alih melihat traveling sebagai pengeluaran, ubahlah
mindset menjadi kesempatan. Dengan kreativitas dan keberanian mencoba hal-hal
yang “di luar kotak,” perjalananmu bisa berubah menjadi investasi pengalaman
sekaligus pemasukan.
Jadi, saat backpacker lain pulang dengan dompet tipis, kamu
justru bisa tersenyum puas—karena berhasil membawa pulang lebih dari sekadar
kenangan.