1. Pahami Aturan Maskapai Sebelum Membungkus
Tidak semua maskapai melarang penumpang membawa makanan
sendiri. Selama bukan cairan berlebihan atau benda tajam, nasi bungkus bisa
saja lolos pemeriksaan. Jadi sebelum berangkat, pastikan membaca aturan
maskapai agar tidak panik saat melewati pemeriksaan keamanan. Kalau perlu,
pilih lauk yang “aman bau” seperti ayam goreng atau tempe kering, jangan sambal
terasi yang bisa bikin sekabin menoleh serentak.
2. Gunakan Bungkus yang Rapi dan Anti-Bocor
Tips absurd berikutnya adalah teknik membungkus. Daun pisang
memang memberi aroma nikmat, tapi kalau sampai kuahnya merembes ke tas,
siap-siap malu sepanjang perjalanan. Solusi hemat adalah memakai kotak bekal
kecil, dibalut plastik rapat, lalu dibungkus kertas cokelat ala warung. Jadi
tetap terasa vibe “nasi bungkus tradisional”, tapi lebih aman dari insiden
bocor.
3. Timing yang Tepat untuk Membuka Nasi Bungkus
Momen paling absurd adalah ketika tiba waktunya membuka
bekal di kursi pesawat. Waktu terbaik tentu setelah pesawat sudah mengudara dan
lampu sabuk pengaman padam. Jangan buru-buru saat boarding, karena membuka nasi
bungkus di tengah antrean kursi bisa dianggap atraksi dadakan. Ingat, nikmati
bekalmu dengan tenang, jangan sampai jadi tontonan satu kabin.
4. Jadikan Bekal Sebagai Ice Breaking
Percaya atau tidak, nasi bungkus bisa jadi bahan pembicaraan
unik dengan penumpang sebelah. Apalagi kalau sesama backpacker, biasanya mereka
justru salut dengan ide hemat ini. Bisa jadi dari sekadar berbagi tempe orek,
kamu malah dapat teman perjalanan baru. Namun tetap ingat, jangan sampai
aromanya mengganggu orang yang tidak terbiasa dengan makanan khas nusantara.
5. Simpan Sisa dengan Bijak
Kalau bekalnya tidak habis, jangan nekat menyimpan di bawah
kursi terlalu lama. Pesawat memang dingin, tapi bukan berarti nasi bungkus bisa
awet seperti di kulkas. Solusinya, habiskan dengan cepat atau bungkus ulang
dalam plastik ziplock agar lebih higienis. Backpacker sejati tahu cara
mengelola bekal tanpa menyusahkan orang lain.
6. Ingat Tujuan Utama: Hemat dan Nikmat
Meski tips ini terdengar absurd, tujuan utamanya tetap sama:
menghemat biaya selama perjalanan. Harga makanan di bandara dan pesawat bisa
berkali-kali lipat dari harga nasi bungkus di warung kaki lima. Jadi tak heran
kalau banyak backpacker lebih memilih strategi ini. Selain hemat, sensasi makan
nasi bungkus di ketinggian ribuan kaki jelas jadi pengalaman tak terlupakan.
Penutup
Membawa nasi bungkus ke pesawat mungkin terdengar konyol,
tapi justru di situlah serunya gaya hidup backpacker hemat. Selama tetap
memperhatikan etika, kebersihan, dan kenyamanan sesama penumpang, tips absurd
ini bisa jadi cara unik untuk menikmati perjalanan. Jadi, berani coba trik
hemat absurd ini di penerbangan berikutnya?